MAKALAH
CARA MENGHINDARI PERILAKU TERCELA
“EGOIS DAN DISKRIMINASI”
Disusun oleh :
1. Aina Lukhy Julia
2. Elly Zunawati
Untuk melengkapi tugas PAI tahun ajaran 2015/2016
SMA POMOSDA
Alamat : Jl. KH. Wakhid Hasyim 312 Tanjunganom
Nganjuk (64483), Phone (0358)771589 Fax : (0358) 773351,
e-mail : smapomosda@gmail.com ; website :
www.sma-pomosda.sch.id
BAB I
SIFAT EGOIS
I.
Pengertian / Definisi Ananiah
(Egois)
Sifat
ananiah ini disebut juga dengan sifat egois, definisinya adalah suatu sikap
hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri, bahkan jika perlu mengobarkan
kepentingan orang lain (tidak peduli dengan orang lain. Egois juga bisa disebut
dengan individualisme. Egois adalah salah satu sifat tercela yang harus kita
hindari, sifat ini juga tidak disukai oleh Allah swt, dan manusia karena
berbuat demi kepentingan diri sendiri dan tidak mementingkan orang lain. Allah
swt lebih suka kepada orang-orang yang suka tolong menolong, bekerja sama dan
saling membantu satu sama lain.
Orang
yang berperilaku egois pada umumnya akan membanggakan diri sendiri, ia
menganggap dirinyalah yang paling baik, sedangkan orang lain berada dibawahnya.
Perilaku yang seperti ini akan mengarah ke sifat takabur atau sombong, di mana
Allah swt tidak menyukai orang-orang yang sombong, seperti yang telah Allah swt
tegaskan dalam Q.S. An-Nisa ayat 36 yang artinya “Sungguh,
Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”
Manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, memerlukan banturan
dan pertolongan dari orang lain. Orang yang memiliki sifat ananiah biasanya
tidak peduli pada nasih orang lain apakah orang lain itu terganggu atau tidak,
merasa sakit hati atau tidak, intinya orang yang egois akan berperilaku
seenaknya, dan tidak memikirkan nasib orang yang ada di sekitarnya. Orang yang
memiliki sifat egois juga jarang memberikan bantuan kepada orang lain.
Sebagai
seorang muslim kita harus menjauhi sifat ananiah atau egois ini, kita harus
menjadi pribadi yang suka membantu, saling tolong menolong, bekerja sama dan
lain sebagainya.
II. Contoh perilaku ananiah atau egois
1.
Selalu ingin menang sendiri (tidak mau mengalah)
- Tidak mau memahami/memikirkan perasaan orang lain
- Tidak peduli dengan orang lain
- Tidak mau menerima kritikan dari orang lain
- Sering menyakiti hati orang lain
- Berbuat untuk diri sendiri dengan berbagai cara
- Korupsi (berarti tidak peduli dengan rakyatnya, dan hanya mementingkan diri sendiri)
- Tidak suka/jarang menolong orang lain
III. Penyebab perilaku egois
1.
Sikap egois ini merupakan kelanjutan dari apa
yang telah diterimanya selama ini.
Misalnya sejak kecil dijunjung dan
diutamakan, tidak pernah disalahkan dan
senantiasa dibenarkan, orang seperti ini sewaktu dewasa, dia menuntut perlakuan yang sama dari
semua orang. Dan akan gagal mengembangkan satu keterampilan yang sangat
penting, yakni berempati yang artinya adalah menempatkan diri pada posisi orang
lain, melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, merasakan sesuatu dari
perasaan orang lain. Dalam hal ini anak tunggal cenderung juga untuk egois,
karena anak tunggal tidak harus mengalah.
2.
Kurangnya perhatian
Selain perhatian yang berlebihan, kurangnya
perhatian juga bisa menjadi pemicu tumbuhnya sifat egois. Keadaan seperti ini
dapat terjadi pada anak ke dua ataupun anak ke tiga (anak tengah, seseorang
yang memiliki kakak dan adik), karena biasanya pada orang tua yang tidak dapat
membagi perhatiannya secara merata kepada semua anaknya dapat menyebabkan anak
yang kurang perhatian tersebut merasa di`anak tiri`kan. Perasaan ini lah yang
membuat anak tersebut harus dapat memenuhi kebutuhannya bagaimanapun caranya
tanpa memedulikan perasaan orang lain.
3.
Sikap egois timbul dari kelaparan, kelaparan
emosional, kelaparan finansial atau kelaparan jasmaniah.
Artinya orang yang egois bertumbuh dalam
lingkungan yang minus, kurang mendapatkan gizi-gizi emosional, perhatian, kasih
sayang dari orangtuanya atau hidupnya susah sekali secara finansial atau
jasmaniah. Seseorang yang dibesarkan
dalam kekurangan yang begitu besar kalau tidak hati-hati akan menjadi orang
dewasa yang sangat haus atau lapar akan pemenuhan. Sehingga waktu dia menerima,
waktu dia mencicipi dia tidak bisa melepaskan, tapi ini tidak semua.
IV. Bahaya perilaku ananiah (egois)
1.
Akan
dikucilkan oleh orang lain (tidak memiliki teman)
2.
Jalannya
reseki akan terhambat, karena tidak memiliki banyak relasi (teman)
3.
Tidak
disukai oleh Allah swt
4.
Akan
kesususahan pada saat memerlukan bantuan dari orang lain
V. Cara menghindari perilaku ananiah (egois)
Berikut
ini beberapa cara untuk menghindari perilaku egois atau ananiah
1.
Selalu berusaha untuk saling tolong menolong dan
menghindari perilaku egois
2.
Menyadari bahwa ananiah adalah perbuatan yang merugikan
diri sendiri dan orang lain
3.
Banyak berdoa kepada Allah swt agar terhindar dari
sifat ananiah
4.
Menyadari bahwa setiap manusi mempunyai hak yang sama
5.
Bergaul dengan orang-orang yang shalih yang akan
membuat kita terhindar dari sifat ananiah
Bab II
PERILAKU DISKRIMINASI
Pengertian Diskriminasi
Secara bahasa diskriminasi berasal dari bahasa inggris
“Discriminate” yang berarti membedakan. Dan dalam bahasa Arab istilah
Diskriminasi di kenal dengan Al-Muhabbah ( المحا با ة
) yang artinya membedakan kasih antara satu dengan yang lain atau pilih kasih.
Kosa kata Discriminate ini kemudian diadopsi menjadi kosa kata bahasa Indonesia
“Diskriminasi” yaitu suatu sikap yang membeda-bedakan orang lain berdasarkan
suku, agama, ras, dan lain sebagainya.
Menurut George A Theodorson dan Achilles George
Theodorson dalam A Modern Dictionary of Sosiology mengartikan bahwa
diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan atau
kelompok berdasarkan sesuatu,biasanya bersifat katagorikal, atau atribut –
atribut khas berdasarkan suku, bangsa, agama atau kenggotaan
kelas – kelas sosial
Menurut sudut pandang sosiologi, sampai kapanpun setiap
menginginkan adanya kebersamaan, bersatu, dan terpadu, keinginan ini didasarkan
pada prinsip:
1.
Benar salah: apabila prinsip benar salah ini
menjadikan seseorang tidak bias sembarangan bertindak atau melakukan sesuatu
sekehendak hatinya sendiri. Tindakan manusia yang dapat dibenarkan manusia
adalah tindakan yang dilakukan seseorang sesuai dengan norma yang berlaku.
2.
Pengungkapan perasaan kebersamaan :
pengungkapan perasaan ini terwujud dalam bentuk, seperti perkumpulan,
kekerabatan, keluarga, suku, bangsa , organisasi, Negara, dan badan-badan
internasional.
3.
Keyakinan diri, dan keberadaan : perasaan
keyakinan diri yang dimiliki oleh manusia mampu memberikan kepercayaan dan rasa
aman bagi dirinya, sehingga tidak menganggap unsure lain diluar dirinya sebagai
sesuatu yang berbahaya, maupun ancaman yang perlu dihindari.
4.
Pengungkapan estetika dan keindahan: manusia
dalam hidupnya memerlukan kebutuhan batin atau kejiwaan manusia. Pengungkapan
estetika adalah manivestasi kebutuhan batiniah sebagai makluk berfikir dan
bermoral.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil
terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan
suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan
karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang
diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan,
kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau
karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Dalil Naqli Diskriminasi
a. Al Quran
فَرِحُونَ لَدَيْهِمْ بِمَا حِزْبٍ كُلُّ شِيَعًا وَكَانُوا
دِينَهُمْ فَرَّقُوا الَّذِينَ مِنَ.لْمُشْرِكِينَا مِنَ تَكُونُوا وَلا
Artinya: “Dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Allah, Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
golongan mereka”.
(QS. ar-Rum: 31-32).
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS.Al-Hujurat:13)
b. Hadist
Dalam suatu hadist
Nabi Muhammad Saw bersabda “Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada tubuhmu atau
parasmu.Tetapi Dia melihat kepada hati dan kelakuanmu”
Bentuk dan Contoh Diskriminasi
Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:
a.
Diskriminasi langsung. Terjadi saat hukum,
peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu,
seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang
sama.
b.
Diskriminasi tidak langsung. Terjadi saat
peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di
lapangan.
Contoh perbuatan diskriminasi yaitu :
a.
Sebagian masyarakat yang menempatkan laki-laki
lebih tinggi daripada perempuan.
b.
Adanya jurang pemisah antara orang kaya dengan
orang miskin.
c.
Di Amerika Serikat, adanya penggolongan antara
orang yang berkulit putih dengan orang yang berkulit hitam ( orang Negro
),Orang kulit putih beranggapan bahwa mereka adalah orang pribumi. Sedangkan
orang Negro dianggap sebagai budak dan merupakan sumber kerusuhan dan
kekacauan. Stevan yang beragama Kristen enggan berteman dengan
Yusuf yang beragama islam.Hal ini dikarenakan perbedaan agama.
Dampak Negatif Diskriminasi
Sikap driskiminasi sangat bertentangan dengan ajaran
islam, karena sikap Diskriminasi menunjukkan martabat yang rendah bagi
pelakunya dan akan memicu munculnya perilaku buruk lainnya yang dilarang,
akibat buruk dari sikap diskriminasi diantaranya adalah :
a.
Memicu munculnya sektarianisme, agama islam
melarang umatnya hanya mementingkan kesukuan atau kelompoknya.
b.
Memunculkan permusuhan antar kelompok,
perasaan melebihkan kelompok sendiri, dan merendahkan kelompok yang lain
menjadi pemicu perseturuan antar kelompok.
c.
Mengundang masalah social yang baru, karena
secara social seseorang tidak disikapi secara wajar, maka sikap diskriminasi
dapat memancing munculnya masalah social yang bertentangan dengan ajaran islam.
d.
Menciptakan penindasan dan otoritarianisme
dalam kehidupan, karena adanya perasaan lebih dan sentimen terhadap kelompok,
sehingga hak-hak kelompok lain diabaikan.
e.
Menghambat kesejahteraan kehidupan, sikap
diskriminasi lebih menonjolkan sikap egoisme pribadi ataupun kelompok.
f.
Menghalangi tegaknya keadilan, jika sikap
diskriminasi dominan, maka keadilan sulit ditegakkan, karena dalam mengambil
keputusan suatu masalah, selalu didasarkan pada pertimbangan subyektif diri
atau kelompok yang dibelanya.
g.
Menjadi pintu kehancuran masyarakat, jika
dibiarkan sikap diskriminasi akan dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan
social.
h.
Mempersulit penyelesaian masalah, persoalan
yang dihadapi mestinya segera diselesaikan secara baik, namun karena adanya
sikap diskriminasi menjadi berlarut-larut.
Cara Menghindari Diskriminasi
Berikut ini adalah cara menghindari diskriminasi :
1) Menyadari bahwa yang
membedakan manusia di sisi Allah adalah kualitas ketaqwaan mereka.
2) Melihat keragaman ciptaan, bangsa dan suku adalah
sesuatu yang wajar dan niscaya.
3) Allah tidak melihat kemuliaan seseorang dari penampilan
luar.
4) Membiasakan diri menghindari sifat-sifat saling
merendahkan, saling mencela, saling memanggil
dengan gelaran yang mengandung
ejekan, saling berperasangka jelek (saling curiga), saling mencari-
cari kejelekan orang lain,
saling menggunjing.
Supaya Persaudaraan yang dijalin dapat tegak dengan kokoh, maka diperlukan
empat tiang penyangga utamanya :
1) Ta’aruf adalah saling kenal mengenal
dan tidak hanya bersifat fisik atau biodata ringkas saja, tapi lebih jauh lagi
menyangkut latar belakang pendidikan, ide-ide, cita-cita, serta problematika
kehidupan yang dihadapi.
2) Tafahum
adalah saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan
masing-masing.
3) Ta’awun
adalah saling tolong-menolong, dimana yang kuat menolongyang lebih, dan yang
memiliki kelebihan menolong yang kekurangan.
4) Takaful adalah saling memberikan
jaminan, sehingga menimbulkan rasa aman, tidak ada rasa kekhawatiran dan
kecemasan menghadapi hidup ini.
Daftar pustaka
0 komentar
Post a Comment