1. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang digunakan untuk menjelaskan
sesuatu dengan menggunakan ungkapan yang bertentangan dengan makna yang
sebenarnya. Berikut ini adalah macam-macam majas pertentangan dan contohnya:
Majas Paradoks: Majas paradoks adalah ungkapan pernyataan tentang
dua hal yang sepertinya bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
Contohnya: Adakalanya teman akrab adalah musuh sejati.
Majas Oksimoron: Majas
oksimoron adalah majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang
bertentangan. Contohnya: cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya
menangis.
Majas Antitesis: Majas antitesis adalah majas yang berupa paduan
dua kata yang berlawanan. Contohnya: Kaya atau miskin yang penting aku
mencintainya.
Majas Kontradiksi Interminus: Majas kontradiksi interminus adalah
majas yang berisi pernyataan yang sifatnya menyangkal hal yang telah disebutkan
pada bagian sebelumnya. Contohnya: Semua benda terselamatkan, kecuali boneka
kesayangan Fitri yang hanyut terbawa banjir.
Majas Anakronisme: Majas Anakronisme adalah majas yang mengandung
ketidaksesuaian antara peristiwa dengan waktu. Contohnya: Para Pandawa lupa
menyalakan GPS ketika tersesat di hutan Wanamarta.
2. Majas Penegasan
Majas Penegasan adalah majas yang menggunakan kata-kata kiasan untuk
menyatakan penegasan dengan maksud meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap
pendengar atau pembaca. Berikut ini adalah macam-macam majas penegasan dan
contohnya:
Majas Apofasis: Majas Apofasis adalah majas yang menegaskan sesuatu
dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan. Contohnya: Terima kasih
atas kebaikanmu selama ini. Tetapi maaf, penipuan yang kamu lakukan membuatku
tidak percaya lagi padamu.
Majas Pleonasme: Majas Pleonasme adalah majas yang menambahkan
keterangan pada pernyataan yang telah jelas sehingga keterangan tersebut
sebenarnya tidak diperlukan. Contohnya: masih kudengar suara itu menggeletak
pada meja yang berdebu.
Majas Repetisi: Majas Repetisi adalah majas yang berisi perulangan
kata, frasa, dan klausa yang sama pada suatu kalimat yang dianggap penting
untuk memberikan penekanan. Contohnya: dari balik puing itu, dari balik gosong
nyeri dari balik abu dan tulang-tulan ini cepat temukan kata.
Majas Pararima: Majas Pararima adalah majas yang mengulang konsonan
di awal dan akhir kata atau bagian kata yang berlainan. Contohnya: Dari balik
bilik, dadaku bergetar getir.
Majas Aliterasi: Majas Aliterasi adalah majas yang mengulang bunyi
konsonan pada awal kata secara berurutan. Contohnya: Cicak itu, cintaku,
berbicara tentang kita, yaitu nonsens.
Majas Paralelisme: Majas paralelisme adalah majas perulangan yang
disusun dalam baris yang berbeda. Contohnya: Hati ini biru, Hati ini lagu, Hati
ini debu.
Majas Tautologi: Majas Tautologi adalah majas yang terdiri dari
pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya. Contohnya: Mengapa Anda cemas
dan gelisah begitu?
Majas Sigmatisme: Majas Sigmatisme adalah yang mengulang bunyi konsonan "s".
Contohnya: Sampai suatu saat kita terpaksa merapat.
Majas Antanaklasis: Majas Antanaklasis adalah majas yang cara
pengungkapannya dengan mengulang kata yang sama, namun maknanya berlainan.
Contohnya: Tanggal-tanggal yang tanggal itu kini tinggal berapa?
Majas Klimaks: Majas klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa
hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata yang makin lama, makin
memuncak pengertiannya. Contohnya: Psikologi perkembangan mempelajari usia
prenatal, batita, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai usia lanjut.
Majas Anti Klimaks: Majas Anti Klimaks adalah majas yang berisi
pernyataan tentang beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan
kata-kata yang makin lama bertambah lemah pengertiannya. Contohnya: Jangan
seribu atau seratus, serupiah pun aku tak punya.
Majas Inversi: Majas inversi adalah majas yang di dalamnya terdapat
pengubahan susunan kalimat. Contohnya: Paman saya wartawan, wartawan paman
saya.
Majas Retoris: Majas Retoris adalah majas yang berupa kalimat tanya
yang jawabannya sudah diketahui. Contohnya: Siapakah yang tidak ingin hidup?
Majas Elipsis: Majas Elipsis adalah majas yang menghilangkan suatu
unsur kalimat. Contohnya: Kami ke rumah Kakek (predikat "pergi"
dihilangkan).
Majas Koreksio: Majas Koreksio adalah majas yang digunakan untuk
menarik perhatian dengan menarik pernyataan sebelumnya kemudian membetulkan
dengan pernyataan berikutnya. Contohnya: Sebenarnya sudah dua kali, ah bukan,
sudah tiga kali hal itu saya usulkan.
Majas Polisindeton: Majas Polisindeton adalah majas yang
menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan kon-jungtor pada setiap bagian yang
dipentingkan. Contohnya: Ia benar-benar lupa dengan rumah dan ladangnya, istri
dan anaknya, hak dan kewajibannya.
Majas Asindeton: Majas Asindeton adalah majas yang menyebutkan
beberapa hal secara berturut-turut tanpa menggunakan konjugtor. Contohnya:
Presiden berjalan diiringi oleh para menteri, pejabat, alim ulama, tokoh
masyarakat.
Majas Interupsi: Majas Interupsi adalah majas yang menyisipkan
keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat. Contohnya: Salah seorang
mahasiswanya, yang saat itu diberi tugas menulis cerita pendek, menulis tentang
seorang laki-laki yang tidak bisa melupakan cerita cinta pertamanya dan rela
menunggu selama 51 tahun, 9 bulan, dan 4 hari untuk mendapatkannya lagi.
Majas Eksklamasio: Majas Eksklamasio adalah majas yang menggunakan
kata seru untuk penegas. Contohnya: Wah, tidak kusangka, engkau dapat juga
menjadi juara kelas.
Majas Enumerasio: Majas Enumerasio adalah adalah majas yang berisi
ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
Contohnya: Laut tenang. Di atas permadani biru itu tampak satu-satunya perahu
nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar
dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu
membentuk suatu lukisan yang harmonis. Itulah keindahan sejati.
Majas Preterito: Majas Preterito adalah majas yang berupa ungkapan
penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya. Contohnya:
Sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, tidak perlu kita sesali apa yang terjadi.
Majas Alonim: Majas Alonim adalah majas yang menggunakan varian
dari nama untuk menegaskan. Contohnya: Mamat varian dari Ahmad.
Majas Kolokasi: Majas Kolokasi adalah majas yang berupa asosiasi
tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
Contohnya: Susah memang berurusan dengan si kepala batu. ("Kepala
Batu" asosiasi tetap "Kepala" dan "Batu").
Majas Silepsis: Majas Silepsis adalah majas berupa penggunaan satu
kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi lebih dari satu
konstruksi sintaksis. Contohnya: Ia telah kehilangan topi dan semangatnya.
Majas Zeugma: Majas Zeugma adalah majas silepsis yang menggunakan
kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua,
sehingga menjadi kalimat yang rancu. Contohnya: Ia menundukkan kepala dan
badannya untuk memberi hormat.
3. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang berisi kata-kata berkias sebagai
pernyataan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar
atau pembaca. Berikut ini adalah macam-macam majas sindiran:
Majas Innuendo: Majas Innuendo adalah majas sindiran yang bersifat
mengecilkan fakta yang sesungguhnya. Contohnya: Dia menjadi polisi yang sukses
dan terhormat berkat uang sogokan ketika tes masuk.
Majas Satire: Majas Satire adalah majas yang mengungkapkan suatu
hal dengan menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi untuk mengecam atau
menertawakan gagasan, kebiasaan, dan sebagainya. Contohnya: Kalau ada orang
yang bermimpi memiliki mobil, tapi tidak pernah berusaha bagaimana mendapatkan
mobil, itulah kamu: Siput yang ingin berlari seperti kinjang!
Majas Sinisme: Majas sinisme adalah majas sindiran yang menggunakan
kata-kata sebaliknya, seperti ironi tetapi kasar. Contohnya: Tak berkata pun
aku sudah bosan mendengarkan ocehanmu.
Majas Sarkasme: Majas
sarkasme adalah majas sindiran yang sangat kasar dan menyakitkan. Contohnya:
Dasar buaya, seenaknya kau perlakukan aku. Dasar gajah, tak lihat kah kau aku
berdiri di depanmu.
Majas Ironi: Majas ironi adalah majas sindiran yang menyatakan
sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang.
Contohnya: Indah benar rapormu dihiasi dengan warna merah.
4. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah adalah majas yang menyatakan perbandingan
untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar dan pembaca.
Berikut ini macam-macam majas perbandingan:
Majas Asosiasi: Majas asosiasi adalah majas yang membandingkan
sesuatu dengan keadaan lain karena persamaan sifat. Contohnya: Wajahnya bagai
pinang dibelah dua.
Majas Simbolik: Majas Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu
dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau
lambang. Contohnya: Ia terkenal sebagai buaya darat.
Majas Eponim: Majas Eponim adalah majas perbandingan yang
dipergunakan seseorang untuk menyebutkan suatu hal atau nama dengan
menghubungkannya dengan sesuatu berdasarkan sifatnya. Contohnya: Anak tuan
rumah yang kecantikannya khas Cleopatra itu juga mencintai saya.
Majas Perifrasa: Majas Perifrasa adalah majas yang mirip dengan
pleonasme, yaitu mempergunakan kata lebih banyak dari yang diperlukan.
Perbedaannya terletak dalam hal bahwa kata-kata yang berkelebihan itu
sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja. Contohnya: Ia telah beristirahat
dengan damai.
Majas Parabel: Majas Parabel adalah majas cerita yang berisi
perumpamaan/kiasan yang bersifat mendidik. Contohnya: Dongeng"Si Malin
Kundang".
Majas Fabel: Majas Fabel adalah majas yang berisi cerita singkat
yang mengilustrasikan tumbuh-tumbuhan atau binatang-binatang yang berlaku
sebagai manusia. Contohnya: Cerita Kancil dan Buaya.
Majas Disfemisme: Majas Disfemisme adalah majas yang sengaja
menggunakan kata-kata yang mengandung makna lebih tajam untuk menimbulkan rasa
simpati atau antipati bagi pendengarnya. Contohnya: Bolehkah saya meminta izin
untuk kencing sebentar?.
Majas Eufimisme: Majas Eufemisme adalah majas dengan cara
menggantikan kata-kata yang dipandang kurang pantas atau kasar dengan kata-kata
yang dianggap lebih pantas atau halus. Contohnya: Oknum perwira polisi itu
diberhentikan dengan tidak hormat dari kepolisian karena melakukan tindak
korupsi.
Majas Totem pro parte: Majas totem pro parte adalah majas yang
menyebutkan keseluruhan namun yang dimaksud sebagian. Contohnya: Kelas kami
menjuarai pertandingan bola basket se-Bantaeng
Majas Pars pro toto: Majas Pars pro toto adalah majas yang
melukiskan sebagian untuk keseluruhan. Contohnya: Akbar mempunyai lima ekor
sapi.
Majas Depersonifikasi: Majas Depersonifikasi adalah cara
pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa
sebagai manusia. Contohnya: Jika aku bunga, engkau kumbangnya.
Majas Personifikasi: Majas personifikasi adalah majas perbandingan
yang melukiskan suatu benda mati seolah-olah hidup. Contohnya: Padi menunduk
mengucapkan selamat pagi.
Majas Hiperbola: Majas hiperbola adalah ungkapan atau kiasan yang
dibesar-besarkan atau dilebih-lebihkan dimaksudkan untuk memperoleh efek
tertentu, bukan sebenarnya. Contohnya: Ayah memeras keringat untuk menghidupi
keluarga.
Majas Litotes: Majas litotes adalah majas yang mengandung pernyataan
yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari pernyataan yang sebenarnya. Contohnya:
Gubuk sederhana inilah hasil karya kami selama bertahun-tahun.
Majas Hipokorisme: Majas Hipokorisme adalah penggunaan nama
timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib antara
pembicara dengan yang dibicarakan. Contohnya: Kehidupan itu kejam, Nduk. Sadis!
Bahkan sampai di luar nalar manusia. Untung kamu tidak perlu melihat itu semua.
Majas Metominia: Metonimia adalah sejenis majas yang mempergunakan
nama sesuatu barang untuk sesuatu yang lain yang berkaitan erat dengannya.
Contohnya: Umar pergi ke Bogor memakai Honda.
Majas Aptronim: Majas Aptronim adalah majas dengan cara melekatkan
nama khas pada seseorang berdasarkan pekerjaannya. Contohnya: Arjo kambing adalah
tetangga yang sehari-harinya belantik kambing.
Majas Antonomasia: Majas Antonomasia adalah majas yang menggunakan
nama diri, gelar resmi, atau jabatan untuk menggantikan nama diri. Contohnya:
Menteri PU akan meresmikan jalan Lingkar Nagreg, Jawa Barat.
Majas Sinestesia: Majas Sinestesia adalah proses perubahan makna
yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan antardua indera yang berbeda.
Contohnya: Senyuman gadis itu manis sekali.
Majas Antropomorfisme: Majas Antropomorfisme yang menggunakan kata atau
bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
Contohnya: Lidah-lidah lonceng memukul sunyi.
Majas Metafora: Majas Metafora adalah majas yang mengungkapkan
ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Contohnya: Raja Hutan
telah siap untuk menerkam.
Majas Simile: Majas Simile adalah majas yang membandingkan dua hal
yang pada hakikatnya berbeda namun dianggap sama. Contohnya: Bagai pungguk yang
merindukan bulan.
Majas Alusio: Majas Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak
langsung pada suatu hal/peristiwa atau suatu tokoh. Contohnya: Jika gempa
terjadi, kami teringat bencana tsunami yang telah memorak-porandakan segalanya
Majas Alegori: Majas alegori adalah majas perbandingan yang
memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contohnya: Suami sebagai nahkoda,
istri sebagai juru mudi.
0 komentar
Post a Comment