MAKALAH
SENI BUBAYA
‘’BATIK LAMPUNG’’
PEMBIMBING:
1. USTAD SURATNO
DISUSUN OLEH:
1.
FAHMI MUBAROK
2.
JAMALUDIN ABDUL RAHMAN SAYUTI
SMA POMOSDA
TANJUNGANOM, NGANJUK JAWA TIMUR
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
PENGERTIAN BATIK
Pengertian Batik menurut Santosa Doellah, Batik adalah sehelai kain yang
dibuat secara tradisional dan terutama juga digunakan dalam matra tradisional,
memiliki beragam corak hias dan pola tertentu yang pembuatannya menggunakan
teknik celup rintang dengan lilin batik sebagai bahan perintang warna. Oleh
karena itu, suatu kain dapat disebut batik apabila mengandung dua unsur pokok,
yaitu jika memiliki teknik celup rintang yang menggunakan lilin sebagai
perintang warna dan pola yang beragam hias khas batik.
Menurut Irwan Tirta, Pengertian Batik adalah teknik menghias kain atau
testil dengan menggunakan lilin dalam proses pencelupan warna, yang semua
proses tersebut menggunakan tangan.
Menurut Hamzuri, Pengertian Batik ialah lukisan atau gambar pada mori yang
dibuat dengan menggunakan alat bernama canting. Orang yang melukis atau
menggambar pada mori memakai canting disebut membatik. Membatik ini
menghasilkan batik yang berupa macam-macam motif dan mempunyai sifat khusus
yang dimiliki oleh batik itu sendiri.
Pengertian Batik menurut Afif Syakur adalah serentang warna yang meliputi
proses pemalaman (lilin), pencelupan (pewarnaan) dan pelorotan (pemanasan),
hingga menghasilkan motif yang halus yang semuanya ini memerlukan ketelitian
yang tinggi.
Selain itu, banyak jenis kain tradisional Indonesia yang memiliki cara
pemberian warna yang sama dengan pembuatan batik yaitu dengan pencelupan
rintang. Perbedaannya, pada batik dipakai malam sebagai bahan perintang warna,
sedangkan jenis-jenis kain tradisional digunakan berbagai jenis bahan lain
sebagai bahan perintang warna. Adapun jenis-jenis kain yang cara pemberian
warnanya serupa dengan pembuatan batik yaitu kain simbut (suku Baduy, Banten), kain
Sarita dan kain Maa (suku Toraja, Sulawesi Selatan), Kain Tritik (Solo,
Yogyakarta, Banjarmasin, Bali, Palembang) dan lain sebagainya.
Seni batik maupun cara pembuatannya sudah dikenal di Indonesia sejak zaman
dulu. Namun mengenai asal mula batik masih menimbulkan perdebatan. Ada sebagian
pihak yang menyetujui bahwa batik memang berasal dari Indonesia, tetapi ada
juga pihak yang tidak menyetujuinya. Pihak yang tidak setuju dengan pendapat
bahwa batik berasal dari Indonesia mengemukakan bahwa batik dibawa oleh nenek
moyang kita ketika melakukan perpindahan penduduk atau mungkin juga
diperkenalkan oleh nenek moyang kita pada kaum pendatang. Pendukung pendapat
ini mengatakan bahwa batik sebenarnya berasal dari Mesir dan Persia. Itu
sebabnya cara pembuatan dan penghiasan batik tidak hanya dikenal di Indonesia,
akan tetapi ada juga di Thailand, Jepang, India, Srilangka dan Malaysia.
Sementara pihak yang setuju mengatakan bahwa batik di Indonesia adalah
suatu bentuk kesenian yang berdiri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan
batik yang berkembang di negara lain. Cara pembuatan maupun corak-corak dan
cara hiasan yang ada pada batik Indonesia tidak mempunyai kemiripan dengan cara
pembuatan batik asing. Alat dan pola hiasan batik Indonesia benar-benar mencerminkan
cipta, rasa dan karsa bangsa Indonesia. Jika pola tersebut berbentuk hiasan,
maka hiasan tersebut merupakan hiasan yang terdapat di Indonesia.
Terlepas dari kedua pendapat tersebut, sesungguhnya batik memiliki latar
belakang yang kuat dengan bangsa dan rakyat Indonesia dalam segala bidang dan
bentuk kebudayaan serta kehidupan sehari-hari. Batik di Indonesia terus
mengalami perubahan seiring dengan pengaruh dan perkembangan zaman. Pengaruh
ini akan membawa konsekuensi motif dan pola yang dibuat pada batik.
B. JENIS JENIS BATIK
Macam-macam bati diantaranya :
1. Batik Tulis
Pengertian Batik Tulis adalah batik yang dianggap paling baik dan
tradisional, yang proses pembuatannya melalui tahap-tahap persiapan, pemolaan,
pembatikan, pewarnaan, pelorodan dan penyempurnaan. Pada batik tulis sangat
sulit dijumpai pola ulang yang dikerjakan persis sama, pasti ada selintas
perbedaan, contohnya : lengkungan garis atau sejumlah titik. Kekurangan
tersebut merupakan kelebihan dari hasil pekerjaan tangan. Pada proses
pembatikan sering terjadi gerakan spontan, tanpa dihitung atau diperhitungkan
lebih rinci. Batik tulis dibuat masal dengan standar ketetapan yang sama dari
faktor tangan manusia.
2. Batik Modern
Batik Modern dibedakan menjadi Batik Cap, Batik Kombinasi dan Tekstil Motif
Batik.
Pengertian Batik Cap adalah batik yang proses pembuatanya melalui
tahap-tahap persiapan, pencapaan, pewarnaan, pelorodan dan penyempurnaan.
Pelaksanaan pembuatan batik cap lebih mudah dan cepat. Kelemahan pada batik cap
ialah motif yang dapat dibuat terbatas dan tidak dapat membuat motif-motif
besar. Selain itu pada batik cap tidak terdapat seni coretan dan kehalusan
motif yang dianggap menentukan motif batik.
Pengertian Batik Kombinasi (tulis dan Cap) adalah batik yang dibuat dalam
rangka mengurangi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada produk batik cap,
seperti motif besar dan seni coretan yang tidak dapat dihasilkan dengan tanga.
Dalam proses pembuatan batik kombinasi ini memerlukan persiapan-persiapan yang
rumit, terutama pada penggabungan motif yang ditulis dan motif capnya, sehingga
efisiensinya rendah (hampir sama dengan batik tulis) dan nilai seni produknya
disamakan dengan batik cap. Adapun proses pembuatannya melalui tahap persiapan,
pemolaan (untuk motif besar), pembatikan (motif yang tidak dapat dicap), pecapaan,
pewarnaan, pelorodan dan penyempurnaan.
Tekstil motif batik ini tumbuh dalam rangka memenuhi kebutuhan batik yang
cukup besar dan tidak dapat dipenuhi oleh industri batik yang biasa. Tekstil
motif batik ini diproduksi oleh industri tekstil dengan mempergunakan motif
batik sebagai desain testilnya. Proses produksinya dilakukan dengan sistem
printing, sehingga produk tersebut dikenal sebagai batik printing dan dapat
diproduksi secara besar-besaran. Namun demikian ciri-ciri khas yang mendukung
identitas batik tradisional tidak terdapat pada batik printing, tetapi harganya
relatif murah sehingga dapat dijangkau semua lapisan masyarakat yang
memerlukannya.
Sekian pembahasan mengenai pengertian batik dan jenis-jenis batik, semoga
tulisan saya mengenai pengertian batik dan jenis jenis batik dapat bermanfaat.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK
Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit
dan masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh
kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta pengikutnya.
Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan
berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan sejarahnya, periode
perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Jaman Kerajaan Majapahit
Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman
Majapahit. Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah
dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang juga
tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa
rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang
tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil
yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di
sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit.
Kemudian banyak tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan
membawa budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam
perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik
Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda
dengan pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo
mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu, ciri khas
batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu
dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.
Jaman Penyebaran Islam
Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran
Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat
sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri.
Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih
terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari kraton dan
berkembang di Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai
bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat
sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo,
Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten,
Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.
Batik Solo dan Yogyakarta
Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada
masa raja Panembahan Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses
pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton
dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi
kerajaan, keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat
pakaian yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga
akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa.
Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang
menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain
seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulung Agung dan
sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.
Batik di Wilayah Lain
Siapa yang tak mengenal Batik ?
Setiap bagian provinsi di negeri ini memiliki batik khas yang menarik untuk
disimak.
Tak terkecuali Batik Siger – Lampung.
Batik Siger adalah nama brand dari
sebuah produksi Siger Rumah Batik yang
berada di kawasan Kemiling – Bandar Lampung. Seolah melengkapi kehadiran show room dan produksi batik khas Lampung di
Bandar Lampung. Siger Rumah Batik hadir dengan keunikan tersendiri. Selain
memproduksi motif motif khas Lampung, Siger Rumah Batik juga menjadi sentra
pembuatan secara langsung. Jika di beberapa usaha batik di Bandar Lampung
melakukan usaha produksi di beberapa daerah di pulau Jawa, lain halnya dengan
Siger Rumah Batik. Mulai dari proses
menggambar, men-canting, hingga proses akhir dari runutan panjang penciptaan
sebidang kain batik yang menarik, semua di lakukan di sebuah rumah di tengah
kawasan perumahan di kecamatan Kemiling – Bandar Lampung.
Pada
umumya, batik batik khas Lampung dapat dengan mudah di jumpai di beberapa
kawasan penjaja kain batik di Bandar Lampung. Dari jajaran toko toko khas batik
Lampung di Tanjung Karang hingga banyaknya gerai batik di Pasar Bambu Kuning –
Bandar Lampung.
Motif
motif Batik Lampung pun beragam mulai dari simbol siger lampung atau mahkota
pengantin pepadun maupun sai batin hingga aneka ragam flora fauna
khas mulai dari ragam bunga bunga dan tumbuhan kekayaan alam Lampung hingga
aneka hewan hewan dari mulai kekayaan hasil laut hingga gajah yang dikenal
sebagai hewan ikonik provinsi Lampung.
Secara
khusus, batik batik yang di produksi oleh Siger Rumah Batik lebih spesifik pada
produksi batik tulis dan cap, tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada pesanan
batik printing. Secara harga memang batik tulis ataupun cap lebih
mahal ketimbang harga batik printing. Karena proses panjang yang di
hasilkan dari pembuatan batik tulis tersebut. Tetapi tentu ada harga ada rupa,
batik tulis akan sangat berbeda dalam hal kualitas dan kenyamanan dalam
pemakaiannya.
Meski
daya beli masyarakat pada batik tulis terbatas. Tak lantas menghentikan
kreatifitas Ibu Laila Al Khusna – selaku general manager dari
Siger Rumah Batik. Ada banyak kreatifitas dalam pencampuran warna maupun motif.
Adapula batik Soga, lasem, jumputan, dengan sentuhan
ornamen lampung, atau hasil karya batik dari pewarnaan alami
0 komentar
Post a Comment