KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
alhamdulillahirabbilalamin.
Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan dan menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi Muhammad SAW.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan
melengkapi tugas Seni Budaya tentang “SENI TARI DAN PERKEMBANGANNYA”.
Makalah ini memuat tentang seni tari
tradisional di Indonesia yang sangat penting kita mempelajarinya dan
menjaganya. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Tanjunganom,24Mei 2016
penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................
1
Daftar Isi...............................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.....................................................................................
3
2. Tujuan Penulisan.................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Seni Tari............................................................................
5
2. Tari Tradisional...................................................................................
6
3. Jenis-jenis seni
tari..............................................................................
8
4. Peran Seni
Tari...................................................................................
9
5. Unsur-unsur Gerak
Tari................................................................... 11
6. Unsur-unsur Kaidah
Seni Tari........................................................ 12
7. Tari Tradisional di
Nusantara......................................................... 12
8.
Perkembangan Seni Tari Di Indonesia...........................................
16
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan........................................................................................
18
2. Saran...................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
20
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat
terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari
struktur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas
perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut
tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia.
Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara
politis dan ekonomis menguasai seluruh Asia Tenggara, kecuali Thailand. Menurut
Soedarsono (1977), salah seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan
Indonesia, menjelaskan bahwa, “secara garis besar perkembangan seni pertunjukan
Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar
dari luar (asing)”. Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan
seni pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode
masa pra pengaruh asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila ditinjau dari
perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini, maka masyarakat sekarang
merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan. Tentu saja
masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda bagi seni
pertunjukan, karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat
pendukungnya.
Tarian daerah Indonesia
dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia seni tari membuat indonesia kaya
akan adat kebudayaan kesenian. Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat
di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai
negeri kita ini. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku
bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia:
dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri
tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi.
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di
Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian
dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang
dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
2.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini guna memenuhi
tugas dari guru Seni Budaya yaitu ustadz Suratno. Manfaat yang dapat di peroleh
oleh penyusun melalui makalah ini yaitu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
acuan dalam membuat makalah berikutnya, sehingga dalam penyusunan karya tulis
yang akan datang hal-hal yang sudah baik di tingkatkan dan yang salah
diperbaiki serta untuk menambah wawasan kami mengenai sni tari di Indonesia.
Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh pelajar adalah sehingga
setalah membaca makalah ini, pelajar dapat terus menjaga dan melestarikan seni
tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu
daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Seni Tari
Seni tari adalah seni yang mengekspresikan nilai batin
melalui gerak yang indah dari tubuh/fisik dan mimik. Seni tari secara umum
memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain itu, seni
tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu. Ruang berhubungan dengan
posisi, tingkatan, dan jangkauan. Posisi berhubungan dengan arah hadap dan arah
gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan
serong kiri, arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau
zigzag. Tingkatan berhubungan dengan tinggi rens\dahnya posisi duduk dan level
tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncat loncat,. Jangkauan
berhubungan dengan gerak yang panjang atau pendek, gerak yang besar atau kecil.
Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang
ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan
rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot. Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan
membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si
penari.
2. Tari Tradisional
Tari tradisional
merupakan bentuk tarian yang sudah lama ada, diwariskan secara turun-temurun,
serta biasanya mengandung nilai filosofi, simbolis, dan religious. Sebelum
bersentuhan dengan pengaruh asing, suku bangsa di kepulauan Indonesia sudah
mengembangkan seni tarinya tersendiri. Banyak ahli antropologi percaya bahwa
tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan. Tarian
semacam ini biasanya berawal dari ritual, seperti tari perang, tarian dukun untuk menyembuhkan atau mengusir penyakit, tarian
untuk memanggil hujan, dan berbagai jenis tarian yang berkaitan dengan
pertanian, tarian lain diilhami oleh alam, tarian jenis purba ini biasanya
menampilkan gerakan berulang-ulang dan tarian ini juga bermaksud untuk
membangkitkan roh atau jiwa yang tersembunyi dalam diri manusia.
Tari tradisional Indonesia mencerminkan
kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia. Beberapa tradisi seni tari
seperti ; tarian Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau, tarian
Palembang, tarian Melayu, taruan Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari
yang berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap
dikembangkan hingga kini. Beberapa tari mungkin telah berusia ratusan tahun,
sementara beberapa tari berlanggam tradisional mungkin baru diciptakan kurang
dari satu dekade yang lalu. Penciptaan tari dengan koreografi baru, tetapi
masih di dalam kerangka disiplin tradisi tari tertentu masih dimungkinkan.
Sebagai hasilnya, munculah beberapa tari kreasi baru. Tari kreasi baru
ini dapat merupakan penggalian kembali akar-akar budaya yang telah sirna,
penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru atas seni tari
tradisional. Tari tradisional dibagi menjadi :
Ø
Tari Keraton
Tari keraton adalah
tari yang semula berkembang dikalangan kerajaan dan bangsawan. Tarian di
Indonesia mencerminkan sejarah panjang Indonesia. Beberapa keluarga bangsawan,
berbagai istana dan keraton yang hingga kini masih bertahan di berbagai bagian
Indonesia menjadi benteng pelindung dan pelestari budaya istana. Perbedaan
paling jelas antara tarian istana dengan tarian rakyat tampak dalam tradisi
tari Jawa. Strata masyarakat Jawa yang berlapis-lapis dan bertingkat tercermin
dalam budayanya. Jika golongan bangsawan kelas atas lebih memperhatikan pada
kehalusan, unsur spiritual, keluhuran, dan keadiluhungan. Masyarakat kebanyakan
lebih memperhatikan unsur hiburan dan sosial dari tarian. Sebagai akibatnya
tarian istana lebih ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin yang
dipertahankan dari generasi ke generasi, sementara tari rakyat lebih bebas, dan
terbuka atas berbagai pengaruh.
Perlindungan kerajaan
atas seni dan budaya istana umumnya digalakkan oleh pranata kerajaan sebagai
penjaga dan pelindung tradisi mereka. Misalnya para Sultan dan Sunan dari Keraton Yogyakarta
dan Keraton Surakarta
terkenal sebagai pencipta berbagai tarian keraton lengkap dengan komposisi gamelan pengiring tarian tersebut. Tarian istana juga
terdapat dalam tradisi istana Bali dan Melayu. Seperti di Jawa juga menekankan
pada kehalusan, keagungan dan gengsi. Tarian Istana Sumatra seperti bekas Kesultanan
Aceh, Kesultanan
Deli di Sumatra Utara, Kesultanan Melayu Riau, dan
Kesultanan Palembang di Sumatra Selatan lebih dipengaruhi budaya Islam,
sementara Jawa dan Bali lebih kental akan warisan budaya Hindu-Buddhanya.
Ø
Tari Rakyat
Tari Rakyat merupakan
tari yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat. Tarian Indonesia menunjukkan
kompleksitas sosial dan pelapisan tingkatan sosial dari masyarakyatnya, yang
juga menunjukkan kelas sosial dan derajat kehalusannya. Berdasarkan pelindung
dan pendukungya, tari tradisional adalah tari yang dikembangkan dan didukung
oleh rakyat kebanyakan, baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Dibandingkan dengan
tari istana (keraton) yang dikembangkan dan dilindungi oleh pihak istana. Tari
rakyat Indonesia relatif lebih bebas dari aturan yang ketat dan disiplin
tertentu, meskipun demikian beberapa langgam gerakan atau sikap tubuh yang khas
seringkali tetap dipertahankan. Tari rakyat lebih memperhatikan fungsi hiburan
dan sosial pergaulannya daripada fungsi ritual.
Tari Ronggeng dan tari Jaipongan suku Sunda adalah contoh yang baik mengenai tradisi tari rakyat.
Keduanya adalah tari pergaulan yang lebih bersifat hiburan. Seringkali tarian
ini menampilkan gerakan yang dianggap kurang pantas jika ditinjau dari sudut
pandang tari istana, akibatnya tari rakyat ini seringkali disalahartikan
terlalu erotis atau terlalu kasar dalam standar istana. Meskipun demikian
tarian ini tetap berkembang subur dalam tradisi rakyat Indonesia karena
didukung oleh masyarakatnya. Beberapa tari rakyat tradisional telah
dikembangkan menjadi tarian massal dengan gerakan sederhana yang tersusun rapi,
seperti tari Poco-poco dari Minahasa Sulawesi
Utara, dan tari Sajojo dari Papua
3.
Jenis-Jenis Seni Tari
Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi
tiga kelompok, yaitu:
* Tari Tunggal
* Tari
Berpasangan
* Tari
Kelompok/Massal
Ø
Tari Tunggal
Tari Tunggal yaitu tari yang dilakukan oleh
satu orang. Contohnya adalah tari gambir anom, tari koncar, tari gunung sari,
tari gatotkaca, tari bondan, tari gambyong dan tari kukilo.
Ø
Tari berpasangan
Tari
berpasangan yaitu tari yang dilakukan dengan berpasangan, laki-laki dengan
perempuan, laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan.
Ø
Tari Kelompok/Massal
Tari
ini dilakukan dengan ramai-ramai, atau dengan menggunakan banyak penari.
Nah,
oleh karena itu, mari kita berbangga dengan seni tari yang ada di negara kita
dengan cara melestarikannya.
4. Peran Seni Tari
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan
manusia adalah dengan melalui stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan
demikian tari dalam memenuhi kebutuhan individu dan social merupakan alat yang
digunakan untuk penyampaian ekspresi jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan
lingkungan. Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai pemujaan, sarana
komunikasi, dan pernyataan batin manusia dalam kaitannya dengan ekspresi
kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 5 antara lain :
Ø
Tari Sebagai Upacara
fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan
bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya
turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang
berfungsi sebagai ritual. tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral dan
magis. pada tari upacara faktor keindahan tidak diutamakan,
yang diutamakaan adalah kekuatan yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri ataupun hal hal diluar dirinya. Tari
upacara dibagi menjadi 2 yaitu tari adat dan agama
Ø
Tari Adat
beberapa contoh tari uapacar adat adalah
bedhoyo ketawang (penobatan raja) gambyong, karonsih, dan gatot kaca
gandrung ( adat perkawinan), kuda lumping, jatilan (seni tontonan rakyat) tari
sekapur sirih untuk penyambutan tamu agung dan tari rangguk (jambi) untuk
persembahan untuk tamu biasa.
Ø
Tari Agama
tari upacara agama adalah tari yang diyakini
memiliki karismatik khusus. Apabila tidak dilaksanakan akan berdampak kepada
peri kehidupan selanjutnya. Tari upacara agama memiliki tradisi khusus.,
dilaksanakan dalam konteks yang berhubungan dengan pernyataan penghayan
keagamaan di mana mereka lebih asyik apabila melakukan dengan penghayatan dalam
dan bersifat memuja, dan penghayantan persembahan secara total. Contoh tari
pendet, rangde, rejang, keris, pasraman, gabor, ngaben bedoyo semang, bendaya
ketawang, gandari
Ø
Tari Sebagai Sarana Hiburan
salah
satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki
tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan. Tari
hiburan disebut tari gembira, pada dasarnya tarian gembira tidak bertujuan
untuk ditonton akan tetapi tarian ini cenderung untuk kepuasan para penarinya
itu sendiri. Keindahan tidak diutamakan, tetapi mementingkan kepuasan
individual, bersifat spontanitas dan improvisasi.
contoh
tari hiburan tari tayub (jatim, jateng), ketuk tilu (jabar), gandrung
(banyuwangi), jogged bumbung (bali), serampang dua belas (Sumatra)
Ø
Tari Sebagai Sarana Pertunjukkan
Tari
pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima
pesan. Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian
ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini
sengaja disusun untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu penyajian tari
mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional yang mantab, koreografer yang
baik serta tema dan tujuan yang jelas.
Contoh tari pertunjukan tari piring (Sumatra), tari
ngremo(jatim), gambyong ( surakarta).
5. Unsur-unsur gerak
Tari
Menurut aktifitasnya gerak dapat di bagi menjadi dua
macam,yaitu :
- Gerak setempat adalah gerak yang dilakukan tanpa berpindah tempat
- Gerak berpindah tempat adalah gerak yang dilakukan dengan berpindah tempat dapat dilakukan dengan gerak bergeser, melangkah, meluncur dan melompat.
Menurut bentuknya,gerak dapat dibagi menjadi tiga
macam,yaitu :
- Gerak Realistik / Gerak Wantah adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang sesuai dengan apa yang dilihatnya.
- Gerak Stilir adalah gerak yang sudah digubah,gerak tidak wantah dengan cara diperhalus.
- Gerak Simbolik adalah gerak yang hanya sebagai simbol,gerak tidak wantah yang sudah di stilir.
Menurut sifatnya gerak dapat dapat di bagi menjadi empat,yaitu
:
- Gerak Lemah adalah gerak yang dilakukan dengan tidak menggunakan kekuatan otot.
- Gerak tegang adalah gerak yang dilakukan dengan menggunakan otot-otot atau kekuatan.
- Gerak lembut adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang yang gerak-gerakannya mengalir.
- Gerak kasar adalah gerak-gerak yang dilakukan oleh sesorang dengan menggunakan otot-otot yang kuat.seperti hentakan-hentakan kakiyang dilakukan dengan kecepatan tinggi.
6. Unsur-unsur Kaidah Seni Tari
· Wiraga
adalah kemampuan peragaan ,penguasaan kelenturan teknik tenaga gerak dan
ungkapan gerak yang jelas.
· Wirama
adalah pengaturan tempo dan ritmeyang erat sekali hubungannya dengan irama.
· Wirasa
adalah aspek yang bersifat rohaniah yang mendukung keseluruhan tarian yang
dibawakan penari.
7. Tari Tradisional di Nusantara
Berikut ini beberapa contoh nama-nama tari Tradisional
di seluruh Indonesia.
- Tarian Daerah Provinsi Bali
1. Tari Kecak
2. Tari Legong
3. Tari Barongan
4. Tari Pendet - Tarian Daerah Banten
1. Tari Prajurit - Tarian Daerah Provinsi Bengkulu
1. Tari Andun
2. Tari Bidadari Terminang Anak
3. Tari Ganau - Tarian Daerah Provinsi DI Aceh
1. Tari Saman
2. Tari Seudati - Tarian Daerah Propinsi DI Yogyakarta
1. Tari Bedaya Pangkur
2. Tari Serimpi - Tarian Daerah Gorontalo
1. Tari Dana-Dana - Tarian Daerah DKI Jakarta
1. Tari Betawi
2. Tari Yapong - Tarian Daerah Jambi
1. Tari Sekapur Sirih
2. Tari Selampir Delapan - Tarian Daerah Provinsi Jawa Barat
1. Tari Jaipong
2. Tari Topeng - Tarian Daerah Provinsi Jawa Tengah
1. Tari Bambang Cakil
2. Tari Sintren - Tarian Daerah Provinsi Jawa Timur
1. Tari Gandrung Banyuwangi
2. Tari Remo
3. Tari Reog Ponorogo - Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Barat
1. Tari Monong
2. Tari Zapin - Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
1. Tari Babujugan
2. Tari Radap Rahayu - Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
1. Tari Dadas dan Bawo
2. Tari Giring-Giring - Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Timur
1. Tari Gong - Tarian Daerah Kepulauan Riau
1. Tari Tandak,
2. Tori Joged Lambak - Tarian Daerah Propinsi Lampung
1. Tari Bedana
2. Tari Jangget
3. Tari Malinting - Tarian Daerah Propinsi Maluku
1. Tari Cakalele
2. Tari Lenso
3. Tari Nahar Iaa
4. Tari Perang
5. Tari Tidetide - Tarian Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat
1. Tari Batu Nganga
2. Tari Mpaa Lenggogo - Tarian Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur
1. Tari Gareng Lameng
2. Tari Perang - Tarian Daerah Propinsi Papua
1. Tari Musyoh
2. Tari Selamat Datang
3. Tari Sojojo Papua
4. Tari Papua
5. Tari Perang
6. Tari Suanggi - Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Selatan
1. Tari Bosara
2. Tari Kipas
3. Tari Pakarena - Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Tengah
1. Tari patuddu
2. Tari Dero Poso
3. Tari Lumense
4. Tari Pamonte
5. Tari Peule Cinde
6. Tari Torompio
24. Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara
1. Tari Balumpa
2. Tari Dinggu
3. Tari Lumense
4. Tari Manguru
1. Tari Balumpa
2. Tari Dinggu
3. Tari Lumense
4. Tari Manguru
- Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Utara
1. Tari Katrili
2. Tari Maengket
3. Tari Polo-Palo - Tarian Daerah Propinsi Sumatra Barat
1. Tari Lilin
2. Tari Payung
3. Tari Piring - Tarian Daerah Propinsi Sumatra Selatan
1. Tari Gending Sriwijaya
2. Tari Putri Bekhusek
3. Tari Tanggai - Tarian Daerah Propinsi Sumatra Utara
1. Tari Serampang Dua Belas
2. Tari Tor Tor
8. Perkembangan seni tari di Indonesia
Indonesia merupakan Negara dengan beraneka ragam macam
budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat
di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang
berbeda, Salah satu bentuk ciri khas kebudayaan setiap daerah di wujudkan
dengan tari khas kebudayaan masing-masing setiap daerah. Dengan musik dan gerak
menciptakan sebuah tarian yang menceritakan kekayaan dan keanekaragaman bangsa
Indonesia . Kami kali ini akan membahas tentang perkembang Tari Traditional di
Indonesia. Setiap tarian menceritakan kisah yang telah mereka alami. Terjadinya
penciptaan tarian pada awalnya dilandasi oleh beberapa hal di antaranya :
1.
Terjadi pada acara adat atau ritual keagamaan
2. Ritual Penyembuhan
3. Pesta rakyat / panen yang melimpah
4. Cerita cinta pada zaman terdahulu
5. Permainan Rakyat
2. Ritual Penyembuhan
3. Pesta rakyat / panen yang melimpah
4. Cerita cinta pada zaman terdahulu
5. Permainan Rakyat
Indonesia adalah salah satu negara jajahan, sekita 200 SM
Indonesia sudah di datangai oleh negara-negara lain dan selama 350 tahun
Indonesia di jajah oleh belanda,maka dari itu secara garis besar perkembangan
seni pertunjukan Indonesia khusunya tari tradisional sangat dipengaruhi oleh
adanya kontak dengan budaya besar dari luar melalui kolonialisasi. James R.
Brandon (1967), salah seorang peneliti seni pertunjukan Asia Tenggara asal
Eropa,membagi empat periode budaya di Asia Tenggara termasuk Indonesia yaitu:
1) periode pra-sejarah sekitar 2500 tahun sebelum Masehi sampai 100 Masehi (M)
2) periode sekitar 100 M sampai 1000 M masuknya kebudayaan India,
3) periode sekitar 1300 M sampai 1750 pengaruh Islam masuk, dan
4) periode sekitar 1750M sampai akhir Perang Dunia II.
Pada masa dahulu Tarian juga tercipta dari beberapa tema pada masanya yaitu :
1. Tari Bercorak Hindu-Budha
1) periode pra-sejarah sekitar 2500 tahun sebelum Masehi sampai 100 Masehi (M)
2) periode sekitar 100 M sampai 1000 M masuknya kebudayaan India,
3) periode sekitar 1300 M sampai 1750 pengaruh Islam masuk, dan
4) periode sekitar 1750M sampai akhir Perang Dunia II.
Pada masa dahulu Tarian juga tercipta dari beberapa tema pada masanya yaitu :
1. Tari Bercorak Hindu-Budha
2. Tari bercorak Islam
3. Tari Kraton / Kerajaan.
Kurang lebih terdapat 3000 tari traditional di indonesia
dan dari 3000 tarian ada beberapa tarian yang di kenal didunia yaitu
diantaranya Tari Pendet-Tari kecak (Bali),Tari Saman (aceh), Tari Reog ponorogo
(jawa timur),Tari klasik kraton surakarta (surakarta) ,Tari Jaipong (Jawa
barat),Tari Piring (Padang),Tari Lenggang Nyai (jakarta/Betawi).
Pada masa sekarang banyak sanggar-sanggar atau organisasi
pencinta tari traditional membuat gerakan kreasi dengan tema tarian yang sama,
tidak menghilangkan cerita atau makna yang ada di tarian tersebut hanya saja
untuk menarik penonton supaya terlihat menarik lagi dan lebih banyak kreasi
yang terlihat. LSPR Dance dengan genre traditional memiliki beberapa tari
traditional yang sudah di kreasikan di antaranya , Tari eneng centil (Betawi),
Tari Piring (padang), Gaba-gaba (Maluku), Tari burung enggang (kalimantan),
Zapin (Melayu),Tari Pakarena (Sulawesi Selatan),Saman (Aceh). Jadi perlu adanya
kontribusi dari generasi muda ,generasi penerus bangsa untuk tetap menjaga
warisan budaya dari pendahulu kita Indonesia khususnya dalam konteks Tarian
Traditional Indonesia.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Fungsi Seni serta
tujuannya bisa dibagi menjadi ; Fungsi Religi/Keagamaan, Fungsi Pendidikan,
Fungsi Komunikasi, Fungsi Rekreasi/Hiburan, Fungsi Artistik, Fungsi Guna (seni
terapan), dan Fungsi Kesehatan (terapi).
Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi tiga kelompok, yaitu:
Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Kelompok/Massal.
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan
melalui stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam
memenuhi kebutuhan individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk
penyampaian ekspresi jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan lingkungan. Oleh
karena itu tari dapat berperan sebagai pemujaan, sarana komunikasi, dan
pernyataan batin manusia dalam kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara garis
besar fungsi tari ada 3 antara lain :tari sebagai upacara , tari sebagai sarana
hiburan dan tari sebagai sarana pertunjukkan
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat
dipisahkan.Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni
unsur gerak, tenaga dan waktu.
Tari
tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup
lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para ahli
antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan
upacara keagamaan dan juga alam. Jenis Tari Tradisional ada dua : Tari keraton
adalah tari yang semula berkembang dikalangan kerajaan dan bangsawan. Tari
Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat. Setiap
daerah provinsi di Indonesia masing-masing memiliki tarian tradisional.
2. Saran
·
Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh
provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita
ini.
· Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat terus
menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk
mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai
generasi selanjutnya.
3. Daftar pustaka
0 komentar
Post a Comment