Powered by Blogger.

Blogroll

Jl.KH. Wachid Hasyim No304 Tanjunganom Nagnjuk JAtim

Total Pageviews

Tuesday, 9 August 2016

Makalah PAI CAra menghindari perilaku tercela " Egois dan diskriminasi"



MAKALAH
CARA MENGHINDARI PERILAKU TERCELA
“EGOIS DAN DISKRIMINASI”

Disusun oleh :
1.    Aina Lukhy Julia
2.    Elly Zunawati










Untuk melengkapi tugas PAI tahun ajaran 2015/2016
SMA POMOSDA
Alamat : Jl. KH. Wakhid Hasyim 312 Tanjunganom Nganjuk (64483), Phone (0358)771589 Fax : (0358) 773351,
e-mail : smapomosda@gmail.com ; website : www.sma-pomosda.sch.id


BAB I
SIFAT EGOIS


I.                  Pengertian / Definisi Ananiah (Egois)
Sifat ananiah ini disebut juga dengan sifat egois, definisinya adalah suatu sikap hidup yang terlalu mementingkan diri sendiri, bahkan jika perlu mengobarkan kepentingan orang lain (tidak peduli dengan orang lain. Egois juga bisa disebut dengan individualisme. Egois adalah salah satu sifat tercela yang harus kita hindari, sifat ini juga tidak disukai oleh Allah swt, dan manusia karena berbuat demi kepentingan diri sendiri dan tidak mementingkan orang lain. Allah swt lebih suka kepada orang-orang yang suka tolong menolong, bekerja sama dan saling membantu satu sama lain.
Orang yang berperilaku egois pada umumnya akan membanggakan diri sendiri, ia menganggap dirinyalah yang paling baik, sedangkan orang lain berada dibawahnya. Perilaku yang seperti ini akan mengarah ke sifat takabur atau sombong, di mana Allah swt tidak menyukai orang-orang yang sombong, seperti yang telah Allah swt tegaskan dalam Q.S. An-Nisa ayat 36 yang artinya Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, memerlukan banturan dan pertolongan dari orang lain. Orang yang memiliki sifat ananiah biasanya tidak peduli pada nasih orang lain apakah orang lain itu terganggu atau tidak, merasa sakit hati atau tidak, intinya orang yang egois akan berperilaku seenaknya, dan tidak memikirkan nasib orang yang ada di sekitarnya. Orang yang memiliki sifat egois juga jarang memberikan bantuan kepada orang lain.
Sebagai seorang muslim kita harus menjauhi sifat ananiah atau egois ini, kita harus menjadi pribadi yang suka membantu, saling tolong menolong, bekerja sama dan lain sebagainya.

II.              Contoh perilaku ananiah atau egois

1.       Selalu ingin menang sendiri (tidak mau mengalah)
  1. Tidak mau memahami/memikirkan perasaan orang lain
  2. Tidak peduli dengan orang lain
  3. Tidak mau menerima kritikan dari orang lain
  4. Sering menyakiti hati orang lain
  5. Berbuat untuk diri sendiri dengan berbagai cara
  6. Korupsi (berarti tidak peduli dengan rakyatnya, dan hanya mementingkan diri sendiri)
  7. Tidak suka/jarang menolong orang lain

III.           Penyebab perilaku egois

1.             Sikap egois ini merupakan kelanjutan dari apa yang telah diterimanya selama ini.
Misalnya sejak kecil dijunjung dan diutamakan,  tidak pernah disalahkan dan senantiasa dibenarkan, orang seperti ini sewaktu  dewasa, dia menuntut perlakuan yang sama dari semua orang. Dan akan gagal mengembangkan satu keterampilan yang sangat penting, yakni berempati yang artinya adalah menempatkan diri pada posisi orang lain, melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, merasakan sesuatu dari perasaan orang lain. Dalam hal ini anak tunggal cenderung juga untuk egois, karena anak tunggal tidak harus mengalah.
2.             Kurangnya perhatian
Selain perhatian yang berlebihan, kurangnya perhatian juga bisa menjadi pemicu tumbuhnya sifat egois. Keadaan seperti ini dapat terjadi pada anak ke dua ataupun anak ke tiga (anak tengah, seseorang yang memiliki kakak dan adik), karena biasanya pada orang tua yang tidak dapat membagi perhatiannya secara merata kepada semua anaknya dapat menyebabkan anak yang kurang perhatian tersebut merasa di`anak tiri`kan. Perasaan ini lah yang membuat anak tersebut harus dapat memenuhi kebutuhannya bagaimanapun caranya tanpa memedulikan perasaan orang lain.
3.             Sikap egois timbul dari kelaparan, kelaparan emosional, kelaparan finansial atau kelaparan jasmaniah.
Artinya orang yang egois bertumbuh dalam lingkungan yang minus, kurang mendapatkan gizi-gizi emosional, perhatian, kasih sayang dari orangtuanya atau hidupnya susah sekali secara finansial atau jasmaniah. Seseorang  yang dibesarkan dalam kekurangan yang begitu besar kalau tidak hati-hati akan menjadi orang dewasa yang sangat haus atau lapar akan pemenuhan. Sehingga waktu dia menerima, waktu dia mencicipi dia tidak bisa melepaskan, tapi ini tidak semua.

IV.          Bahaya perilaku ananiah (egois)

1.              Akan dikucilkan oleh orang lain (tidak memiliki teman)
2.              Jalannya reseki akan terhambat, karena tidak memiliki banyak relasi (teman)
3.              Tidak disukai oleh Allah swt
4.              Akan kesususahan pada saat memerlukan bantuan dari orang lain

V.              Cara menghindari perilaku ananiah (egois)

Berikut ini beberapa cara untuk menghindari perilaku egois atau ananiah
1.             Selalu berusaha untuk saling tolong menolong dan menghindari perilaku egois
2.             Menyadari bahwa ananiah adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain
3.             Banyak berdoa kepada Allah swt agar terhindar dari sifat ananiah
4.             Menyadari bahwa setiap manusi mempunyai hak yang sama
5.             Bergaul dengan orang-orang yang shalih yang akan membuat kita terhindar dari sifat ananiah


Bab II
PERILAKU DISKRIMINASI

Pengertian Diskriminasi

Secara bahasa diskriminasi berasal dari bahasa inggris “Discriminate” yang berarti membedakan. Dan dalam bahasa Arab istilah Diskriminasi di kenal dengan Al-Muhabbah ( المحا با ة ) yang artinya membedakan kasih antara satu dengan yang lain atau pilih kasih. Kosa kata Discriminate ini kemudian diadopsi menjadi kosa kata bahasa Indonesia “Diskriminasi” yaitu suatu sikap yang membeda-bedakan orang lain berdasarkan suku, agama, ras, dan lain sebagainya.
Menurut George A Theodorson dan Achilles George Theodorson dalam A Modern Dictionary of Sosiology mengartikan bahwa diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan atau kelompok berdasarkan sesuatu,biasanya bersifat katagorikal, atau atribut – atribut khas berdasarkan suku, bangsa, agama atau  kenggotaan  kelas – kelas sosial

Menurut sudut pandang sosiologi, sampai kapanpun setiap menginginkan adanya kebersamaan, bersatu, dan terpadu, keinginan ini didasarkan pada prinsip:

1.      Benar salah: apabila prinsip benar salah ini menjadikan seseorang tidak bias sembarangan bertindak atau melakukan sesuatu sekehendak hatinya sendiri. Tindakan manusia yang dapat dibenarkan manusia adalah tindakan yang dilakukan seseorang sesuai dengan norma yang berlaku.
2.      Pengungkapan perasaan kebersamaan : pengungkapan perasaan ini terwujud dalam bentuk, seperti perkumpulan, kekerabatan, keluarga, suku, bangsa , organisasi, Negara, dan badan-badan internasional.
3.      Keyakinan diri, dan keberadaan : perasaan keyakinan diri yang dimiliki oleh manusia mampu memberikan kepercayaan dan rasa aman bagi dirinya, sehingga tidak menganggap unsure lain diluar dirinya sebagai sesuatu yang berbahaya, maupun ancaman yang perlu dihindari.
4.      Pengungkapan estetika dan keindahan: manusia dalam hidupnya memerlukan kebutuhan batin atau kejiwaan manusia. Pengungkapan estetika adalah manivestasi kebutuhan batiniah sebagai makluk berfikir dan bermoral.

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.


Dalil Naqli Diskriminasi

a.       Al Quran
فَرِحُونَ لَدَيْهِمْ بِمَا حِزْبٍ كُلُّ شِيَعًا وَكَانُوا دِينَهُمْ فَرَّقُوا الَّذِينَ مِنَ.لْمُشْرِكِينَا مِنَ تَكُونُوا وَلا
Artinya: “Dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”.
(QS. ar-Rum: 31-32).

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan  seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS.Al-Hujurat:13)


b.      Hadist
                Dalam suatu hadist Nabi  Muhammad Saw bersabda “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuhmu  atau parasmu.Tetapi Dia melihat kepada hati dan kelakuanmu”

Bentuk dan Contoh Diskriminasi

Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:
a.    Diskriminasi langsung. Terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
b.    Diskriminasi tidak langsung. Terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.

Contoh perbuatan diskriminasi yaitu :
a.       Sebagian masyarakat yang menempatkan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
b.      Adanya jurang pemisah antara orang kaya dengan orang miskin.
c.    Di Amerika Serikat, adanya penggolongan antara orang yang berkulit putih dengan orang yang berkulit hitam ( orang Negro ),Orang kulit putih beranggapan bahwa mereka adalah orang pribumi. Sedangkan orang Negro dianggap sebagai budak dan merupakan sumber kerusuhan dan kekacauan.  Stevan   yang beragama Kristen enggan berteman dengan Yusuf yang beragama islam.Hal ini dikarenakan perbedaan agama.


Dampak Negatif Diskriminasi

Sikap driskiminasi sangat bertentangan dengan ajaran islam, karena sikap Diskriminasi menunjukkan martabat yang rendah bagi pelakunya dan akan memicu munculnya perilaku buruk lainnya yang dilarang, akibat buruk dari sikap diskriminasi diantaranya adalah :
a.       Memicu munculnya sektarianisme, agama islam melarang umatnya hanya mementingkan kesukuan atau kelompoknya.
b.      Memunculkan permusuhan antar kelompok, perasaan melebihkan kelompok sendiri, dan merendahkan kelompok yang lain menjadi pemicu perseturuan antar kelompok.
c.       Mengundang masalah social yang baru, karena secara social seseorang tidak disikapi secara wajar, maka sikap diskriminasi dapat memancing munculnya masalah social yang bertentangan dengan ajaran islam.
d.      Menciptakan penindasan dan otoritarianisme dalam kehidupan, karena adanya perasaan lebih dan sentimen terhadap kelompok, sehingga hak-hak kelompok lain diabaikan.
e.       Menghambat kesejahteraan kehidupan, sikap diskriminasi lebih menonjolkan sikap egoisme pribadi ataupun kelompok.
f.       Menghalangi tegaknya keadilan, jika sikap diskriminasi dominan, maka keadilan sulit ditegakkan, karena dalam mengambil keputusan suatu masalah, selalu didasarkan pada pertimbangan subyektif diri atau kelompok yang dibelanya.
g.       Menjadi pintu kehancuran masyarakat, jika dibiarkan sikap diskriminasi akan dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan social.
h.      Mempersulit penyelesaian masalah, persoalan yang dihadapi mestinya segera diselesaikan secara baik, namun karena adanya sikap diskriminasi menjadi berlarut-larut.









Cara Menghindari Diskriminasi
Berikut ini adalah cara menghindari diskriminasi  :
1)   Menyadari bahwa yang membedakan manusia di sisi Allah adalah kualitas ketaqwaan  mereka.
2)   Melihat  keragaman ciptaan, bangsa dan suku adalah sesuatu yang wajar dan niscaya.
3)   Allah tidak melihat kemuliaan seseorang dari penampilan luar.
4)   Membiasakan diri menghindari sifat-sifat  saling merendahkan, saling mencela, saling memanggil  
      dengan gelaran yang mengandung ejekan, saling berperasangka jelek (saling  curiga), saling mencari-
      cari kejelekan orang lain, saling menggunjing.

Supaya Persaudaraan yang dijalin dapat tegak dengan kokoh, maka diperlukan empat tiang penyangga utamanya :
1)   Ta’aruf adalah saling kenal mengenal dan tidak hanya bersifat fisik atau biodata ringkas saja, tapi lebih jauh lagi menyangkut latar belakang pendidikan, ide-ide, cita-cita, serta problematika kehidupan yang dihadapi.
2)   Tafahum adalah saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan masing-masing.
3)   Ta’awun adalah saling tolong-menolong, dimana yang kuat menolongyang lebih, dan yang memiliki kelebihan menolong yang kekurangan.
4)   Takaful adalah saling memberikan jaminan, sehingga menimbulkan rasa aman, tidak ada rasa kekhawatiran dan kecemasan menghadapi hidup ini.


















Daftar pustaka