Powered by Blogger.

Blogroll

Total Pageviews

Sunday, 11 March 2018

Latihan menulis selama 10 menit



Hari ini aku memulai menulis selama sepuluh menit. Sepuluh menit tanpa berhenti dan tanpa draf, lebih tepatnya.

Tanpa mengedit, tanpa mempelajari alur penulisan, saya terus menuliskan tulisan ini. Tujuannya hanya satu, mengeksplorasi gaya tulisan. Sekali lagi tulisansupaya lebih nendang.

Hal yang sangat menarik menurutku adalah sebuah tuntutan. Melakuka hal yang tidak kita sukai. Padahal sesuatu itu wajib kita lakukan. Yaitu berlaku professional di bidangnyaa masing-masing. Selaras dengan petunjuk guru saya, Bapak Kiai Tanjung.

Dalam perjalanan mempelajari dan mengasah kemampuan, kita memang dianjurkan untuk terus belajar dan bertumbuh. Semua tentang pertumbuhan. Hidup adalah pertumbuhan.

Berubah atau mati. Adalah kata-kata radikalis sekaligus menohok yang tak patut kita anggap remeh. Sebab inilah kunci sebenarnya.

Satu hal yang aku perlu perjuangnkan, senada dengan ini adalah kemampuan menulis. Kita tahu, tidak mungkin kita memiliki tulisan yang begitu-begitu saja. Lempeng. Tak enak di baca.

Setelah itu, bagaimana kita bisa menciptakan tulisan daging adalah terus “do it”.

Study kasus dala tabel kemampuan yang saya dapatkan dari buku Why the Rich are Getting Rich karya Robert Kiyosaki adalah, 90 % kemampuan kita tumbuh apabila kita berpikir dan melakukan. Simulasi dan melakukan. Dilanjut dengan menonton video, gambar, dan membaca.

Sebuah penemuan yang patut kita renungkan, bahwa melakukan sambil berpikir adalah solusi yang terbaik saat ini. Karena perilaku ini kemudian memancing kita mencari sesuatu yang tak dapat kita ketahui.

Kita akan terpanncing melihat video tutorial, melihat gambar-gambar draft, atau membaca buku.
Namun, pekerjaan membaca tidak bisa kita anggap sepele. Sesuatu yang paling mudah untuk mempelajari sesuatu itu ya membaca. Dengan membaca tulisan orang lain, kita akan mudah memahami pembahsan yang detil.

Tulisan buku pada khususnya, dirancang untuk mempelajari pemikirann orang lain. Kabar baiknya adalah, kita bebas menentukan kapan waktu yang tepat kita belajar pada buku tersebut. Kita bebas memilih moment yang pas saat mempelajari buku tersebut.

Ingat. Buku adalah jendela dunia. Pertanyaannya saat ini adalah, sudahkah anda merasakan bahwa buku itu jendela dunia?

Salam.